Betapa Mengerikannya Redenominasi

Jakarta - Proses penyederhanaan nilai mata uang rupiah alias redenominasi telah Baca Lagi ...

Memaknai Hari Raya Galungan

Kata "Galungan" berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya menang atau bertarung Baca Lagi ...

Selamat Jalan Sad Guruku

New Delhi - Tokoh spiritual dari India, Sri Sathya Sai Baba (86) yang dipuja-puja Baca Lagi ...

Malu Itu Berkecamuk didada Orang Bali

Entah apa yang berkecamuk dihati dan perasaan warga dua banjar di Ubud Baca Lagi ...

Mau Naikin BBM?. Maluuu Sama Hugo...

Jakarta - Masyarakat Indonesia patut kah iri dengan orang-orang Venezuela? Baca Lagi ...

Khadafy Oh Khadafy....

Senin, 7 Maret 2011

Sungguh riskan membayangkan pembantaian yang terjadi nan jauh disana, disuatu negri yang namanya Libya. Sang pemimpin yang mestinya mengayomi dan melindungi rakyatnya akhirnya membantai sendiri rakyat tercintanya. Atas nama kebenaran masing-masing.

Kita semua tahu bahwa : Jika ada dua orang yang berkelahi, kita tidak bisa menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar, kita tahu bahwa benar dan salah jika kita berada pada posisi masing-masing atau tergantung dari posisi mana kita berada. Demikan juga pada Libya dunia barat mungkin tidak akan bisa meminta atau memaksa agar Khadafy turun dari singgasananya karena Khadafy merasa bahwa dialah yang berjasa untuk membangun dan membesarkan Libya. Oposisi juga tidak akan bisa diminta untuk berhenti melawan Khadafy, karena merasa bahwa Khadafy terlalu otoriter dan semena-mena, satu yang pasti adalah penderitaan rakyat kecil yang mungkin tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi akhirnya tewas tanpa sempat bertanya: "Apa salah saya?".

Kita tentu hanya bisa berdoa agar tragedi di Libya segera berakhir dan mengambil pelajaran bahwa kita hidup hanya sekali dan pasti mati, mungkin akan terlahir kembali namun kapan itu, biarlah menjadi rahasia ilahi yang terpenting sifat marah, haus akan kekuasaan, merasa selalu benar sendiri, sifat jahat sedapat mungkin harus dikekang jangan sampai melampiaskannya hanya untuk kepentingan sesaat dan berakibat buruk bagi orang lain dan diri kita di kelak kemudian hari.

Dari kejahuan atas nama umat manusia, kusampaikan doa semoga krisis kemanusian Libya cepat berakhir dan rakyat bisa hidup dengan damai, pihak-pihak lain jangan memperuncing dan saling tuduh yang menyebabkan tragedi berkepanjangan. Libya.... smoga damai, aman, sejahtera, segeraaaaa....

editorial / I Wayan Arjawa, ST.

Berita Terkait



Daftar Isi Editorial